MENGALAHKAN TUHAN


Bila ada yang bertanya kepada Anda, "Siapakah musuh Tuhan kita? Maka saya percaya, Anda akan menjawab, "Iblis". Pertanyaan ini telah ditanyakan kepada banyak orang kristen, dan jawaban mereka semua sama dengan jawaban Anda. Musuh Tuhan adalah iblis. Tapi benarkah demikian?

Kenyataannya, kekuatan iblis tidak sebanding dengan kekuatan Tuhan. Sekalipun kekuatan semua setan di dunia disatukan, tetap tidak sebanding dengan kekuatan Tuhan. Kekuatan Tuhan jauh melampaui kekuatan iblis & setan-setan. Bila kekuatan Tuhan jauh melampaui iblis, bagaimana mungkin iblis adalah musuh Tuhan (walau demikian, iblis juga bukan sekutunya Tuhan). Bahkan untuk mencobai Ayub saja iblis harus meminta ijin dari Tuhan (Ayub 1:6-12). Lalu musuh siapakah si iblis ini? Iblis adalah musuh umat Tuhan. Simak ayat-ayat berikut:

1 Petrus 5:8, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."

Efesus 6:12, "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. 

Kejadian 3:15, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (ular) dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; ..."


Di sepanjang sejarah 'dunia & akhirat' dari dulu hingga sekarang, tahukah Anda, ... bahwa yang selalu 'merepotkan' Tuhan bukanlah iblis?! Tuhan punya musuh yang cukup 'merepotkan' diri-Nya, bahkan, ... cukup sering mengalahkan Tuhan.

Galatia 5:17, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki."

Tuhan memang tidak pernah memusuhi manusia, apalagi umatNya. Namun ada sesuatu di dalam diri manusia yang bisa membuat manusia hidup dalam pertentangan dengan Tuhan. Sesuatu itu adalah keduniawian manusia. Dan salah satu bentuk keduniawian manusia adalah: keinginan daging.

1 Yohanes 2:16, "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."

Keinginan daging selalu bertentangan dengan keinginan Roh Allah (yang adalah Allah). (Keinginan daging adalah musuh Tuhan yang berlokasi tidak jauh dari manusia, yaitu pada diri manusia itu sendiri)

Kenyataannya, Tuhan tidak pernah memaksakan keinginan-Nya. Sekali Ia menyatakan keinginan-Nya, keputusan untuk melakukan keinginan Tuhan tersebut, diserahkan ke tangan manusia sendiri.
Karena itu, setiap dosa yang dilakukan manusia, dilakukan berdasarkan keputusan pribadinya. Manusia tidak bisa menyalahkan orang lain untuk dosa yang telah ia lakukan. Bahkan iblis pun juga tidak bisa disalahkan. 

Yakobus 1:14, "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."  

Bahkan iblis pun tidak bisa memaksa manusia untuk mewujudkan keinginan dagingnya. Peran iblis dalam kejatuhan manusia dalam dosa, hanyalah sebatas merangsang timbulnya keinginan manusia belaka, tidak lebih.
(Di kisah Alkitab tentang 'ular mencobai Hawa', Anda tidak akan menemukan bahwa ular memaksakan kehendaknya pada Hawa. Ular hanya merangsang timbulnya keinginan Hawa untuk makan buah pohon pengetahuan. Setelah keinginan Hawa timbul, ular pun berhenti berbicara.)

Tanpa disadari banyak umat Tuhan, bila mereka menuruti keinginan dagingnya, mereka sedang 'mengalahkan' Tuhan. Memang ironis, iblis saja tidak mampu mengalahkan Tuhan, tapi kita melalui keinginan daging, sanggup 'mengalahkan' Tuhan.
Keinginan daging telah menjadi senjata ampuh untuk menentang dan 'mengalahkan' Tuhan. Itulah sebabnya, mereka yang hidup dalam kedagingan = hidup dalam permusuhan dengan Tuhan. 

Yakobus 4:4, "... bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."


PENDALAMAN

Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, manusia hanyalah “daging”. Manusia menjadi ciptaan yang telah rusak, mereka hanya hidup menuruti keinginan dagingnya. ‘Daging’ bertakhta atas manusia.

Kejadian 6:3, Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal (ibrani = dîyn  dûn, memimpin) di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.”

Akibat keadaan ini, manusia selalu hidup dalam pertentangan dengan Roh Tuhan. Padahal kehendak Bapa di sorga bagi manusia adalah: hidup dipimpin Roh Tuhan. Kehidupan manusia tidak pernah menyenangkan hati Tuhan.

Galatia 5:25, “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, …”  

Dalam surat-nya kepada Jemaat Tuhan di Korintus, rasul Paulus menyebutkan tentang dua tingkat kedewasaan orang kristen: 
> manusia rohani.....>> manusia duniawi

1 Korintus 3:1, “Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.”

Jemaat Tuhan di Korintus adalah orang-orang Kristen yang masih tergolong manusia duniawi. Karena  memiliki sikap dan cara hidup yang di dalamnya terdapat iri hati, perselisihan. Bahkan dalam ayat-ayat berikutnya dan pasal 5:1-2 dikatakan, dalam jemaat Korintus terdapat juga perpecahan, percabulan, perzinahan, inses, serta kesombongan. Mereka masih mengikuti keinginan daging mereka.

1 Korintus 3:3, “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?”

Maka bila dihubungkan dengan keadaan rohani jemaat Tuhan di Korintus dan Galatia 5:25, secara sederhana bisa bisa disimpulkan:

> Orang Kristen yang telah dewasa rohani disebut manusia rohani. Dan yang belum dewasa rohani disebut manusia duniawi

> Manusia rohani, hidup dipimpin Roh Kudus; manusia duniawi, hidup dipimpin keinginan daging.

Galatia 5:19-21, “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”

  
DOWNLOAD ARTIKEL SENTUHHIKMAT


Share on Google Plus

About Yedija Prima

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment